Spiritualitas Vinsensian

Spiritualitas berarti hidup untuk mencintai Allah. Cinta kepada Allah dalam pengertian Vincentius berarti bekerja keras untuk Allah: “Saudara-saudaraku, marilah mencintai Allah, sekali lagi marilah mencintai Allah, tetapi dengan mencucurkan keringat dan dengan menyingsingkan lengan baju”.

Menurut Vincentius cinta kepada Allah dengan sendirinya bermuara dalam karya, yaitu dalam usaha melaksanakan kehendak Allah. Oleh karena itu bagi Vincentius doa dan karya merupakan satu kesatuan: doa dilanjukan dalam karya, karya dibawa dalam doa. Vincentius tidak segan-segan menganjurkan kepada para suster Puteri Kasih demikian: “Bila Suster terpaksa meninggalkan doa untuk melayani orang miskin, jangan cemas, karena itu berarti meninggalkan Tuhan untuk berjumpa lagi dengan Tuhan dalam diri orang miskin”. Ungkapan terakhir ini dapat diringkas: “Meninggalkan Tuhan untuk Tuhan.”

Kepada romo-romo CM, Vincentius mewariskan spiritualitas lima keutamaan untuk hidup sehari-hari:

  1. Simplisitas (kesederhanaan)adalah berasal dari kata simplex (satu lapis) berarti bukan duplex atau triplex, tidak mendua hati, hanya tunggal yakni kehendak Tuhan.
  2. Kerendahan hati adalah keutamaan yang menggerakkan kita untuk mengakui sebagai ciptaan yang kecil dihadapan Allah yang Mahabesar.
  3. Kelembutan hati adalah “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita …” (1Yoh 4:10) Cinta kasih itu membawa konsekwensi bahwa tanda kita mengasihi Allah dengan memberi waktu dan ruang dalam hati kita untuk merasakan kasih Allah.
  4. Matiraga adalah tindakan penyangkalan mengenai apa-apa yang disukai oleh natura atau kodrat kita.
  5. Semangat untuk menyelamatkan jiwa-jiwa adalah menyelamatkan umat manusia dan menariknya kembali ke dalam hubungan yang benar dengan Allah.

Sementara kepada para suster Puteri Kasih, ia mengatakan semangat: kesederhanaan, kerendahan hati, cinta kasih.

Spiritualitas ini hingga saat ini dihayati banyak orang Kristiani, bahkan umat dari agama lain, terutama kaum muda dalam upaya mereka untuk mewartakan Kabar gembira dan melayani orang miskin. Bagaimana dengan kalian saat ini? Sudah melakukan belum?