Live In: Pengalaman Berharga Membaur di Tengah Masyarakat

Apa Itu Live In?

Live In adalah program pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk merasakan langsung kehidupan di masyarakat pedesaan. Dalam program ini, siswa tinggal bersama keluarga angkat, membaur, dan mengikuti berbagai aktivitas sehari-hari. Live In bertujuan untuk membentuk karakter, menanamkan kemandirian, meningkatkan kepedulian sosial, serta mempererat rasa toleransi dan gotong royong.

Tujuan dan Manfaat Live In

Sebagai program tahunan yang rutin dilaksanakan, Live In memiliki banyak manfaat bagi siswa, antara lain:

1. Menanamkan Kemandirian
   Siswa belajar hidup jauh dari kenyamanan rumah dan harus beradaptasi dengan kehidupan di desa.
2. Meningkatkan Kepedulian Sosial
   Berinteraksi langsung dengan masyarakat desa membuat siswa lebih memahami realitas sosial yang berbeda dengan kehidupan mereka di kota.
3. Belajar Toleransi dan Keberagaman
   Live In mengajarkan siswa untuk menghargai perbedaan budaya dan agama dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Melatih Kerja Sama dan Gotong Royong
   Siswa turut serta dalam berbagai aktivitas masyarakat, seperti membantu pekerjaan rumah tangga, bercocok tanam, dan kerja bakti.

Live In: Program Tahunan SMP Katolik Santa Maria Tulungagung

Sebagai bagian dari program kesiswaan dalam pengembangan karakter, SMP Katolik Santa Maria Tulungagung setiap tahun mengadakan program Live In bagi siswa kelas 8. Tahun ini, kegiatan Live In dilaksanakan pada 19-22 Maret 2025 di Desa Balerejo, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar.

Desa Balerejo dikenal sebagai desa dengan keberagaman agama yang kuat. Di desa ini, terdapat berbagai tempat ibadah seperti Wihara, Gereja Katolik, Gereja Kristen, Masjid, dan Musholla. Keberagaman ini mencerminkan sikap saling menghormati dan toleransi yang tinggi di masyarakat Balerejo.

Perjalanan Penuh Tantangan dan Keseruan

Sebanyak 70 siswa dan 8 guru pendamping berangkat dari sekolah pukul 08.30 WIB dengan dua bus Harapan Jaya. Mereka tiba di Gereja Paroki Mojorejo Blitar pukul 10.15 WIB, disambut hujan lebat. Karena akses menuju desa tidak memungkinkan dilalui bus, perjalanan dilanjutkan menggunakan dua truk, yang dipisahkan antara siswa laki-laki dan perempuan.

Agar tidak kehujanan, bagian atas truk ditutup dengan terpal. Meskipun demikian, perjalanan tetap menjadi pengalaman yang unik dan tak terlupakan. Jalanan terjal dan berbatu menambah sensasi tersendiri saat naik truk. Para siswa merasakan bagaimana masyarakat desa menjalani kehidupan sehari-hari dengan kondisi medan yang cukup menantang.

Sesampainya di Balerejo, siswa disambut oleh Pak Gunadi, ketua Stasi Balerejo, bersama bapak dan ibu tuan rumah (39 Kepala Keluarga). Setelah pembagian keluarga angkat, mereka langsung menuju rumah masing-masing. Tantangan pertama yang dihadapi adalah pemadaman listrik sejak siang hingga bakda Maghrib (18.30 WIB). Namun, hal itu tidak mengurangi semangat siswa untuk mulai beradaptasi dan membantu keluarga angkat mereka.

Belajar dari Kehidupan Desa

Saat Live In berlangsung, desa sedang memasuki musim panen jagung. Banyak siswa ikut membantu mengupas dan mengeringkan jagung sebelum dijual. Selain itu, mereka juga ikut dalam kerja bakti membersihkan lingkungan desa. Pengalaman ini memberikan wawasan baru tentang kehidupan pedesaan yang sederhana tetapi penuh kebersamaan.

Kesimpulan

Sebagai program tahunan sekolah, Live In memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa. Mereka tidak hanya belajar hidup mandiri, tetapi juga memahami nilai-nilai kebersamaan, kerja keras, dan toleransi dalam masyarakat yang beragam. Pengalaman ini menjadi bagian penting dalam membentuk karakter siswa yang lebih peduli, tangguh, dan siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan di masa depan.